Bersama Bergerak Berdaya dengan Anak Didikku

Bersama Bergerak Berdaya dengan Anak Didikku


Fakta dan Kondisi Terkini Lingkungan di Indonesia

Indonesia dikenal dunia sebagai negara agraris dan negara maritim. Dengan kondisi wilayah pertanian yang luas, juga lautannya yang lebih luas lagi daripada daratan, menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki keistimewaan di berbagai bidang. Perlu diketahui, bahwa luas wilayah daratan Indonesia sebesar 1,91 juta kilometer persegi. Sedangkan luas wilayah perairan mencapai 6,32 juta kilometer persegi. Fakta ini membawa pengaruh tersendiri bagi kehidupan masyarakat Indonesia, terutama terhadap mata pencaharian dan budaya mereka.


Dengan kondisi lautan yang lebih luas daripada daratan, maka potensi laut dalam menghasilkan oksigen juga lebih tinggi dari daratan. Oksigen tersebut dihasilkan oleh fitoplankton yang berada di seluruh perairan bumi. Fitoplankton ini merupakan organisme yang menyumbang 80% kebutuhan oksigen yang ada di bumi ini.


Meskipun demikian, tumbuhan di daratan juga tak kalah penting perannya dalam menghasilkan oksigen. Apalagi, tumbuhan di daratan lebih mudah dijangkau untuk ditanam dan dirawat oleh manusia daripada fitoplankton yang ada di laut.


Mirisnya, kondisi lingkungan alam di Indonesia kerap kali mengalami kerusakan. Penyebab kerusakan lingkungan ini ada dua faktor, yaitu akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia. Contoh penyebab kerusakan karena peristiwa alam yaitu letusan gunung berapi, banjir, abrasi, tanah longsor, angin puting beliung, gempa bumi, dan tsunami. Namun tidak menutup kemungkinan, bencana seperti banjir, abrasi, kebakaran hutan, dan tanah longsor terjadi karena adanya ulah manusia.


Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia, sebenarnya justru lebih besar dibandingkan kerusakan akibat bencana alam. Mengapa bisa demikian? Karena aktivitas manusia yang merusak alam ini terjadi secara terus menerus dan cenderung meningkat. Aktifitas manusia yang merusak alam dan tidak ramah lingkungan contohnya seperti perusakan hutan dan alih fungsi hutan, pertambangan, pencemaran udara, air, tanah dan sebagainya. 


Dalam beberapa paragraf di bawah ini bisa kita amati lebih lanjut mengenai fakta terkait tingginya kerusakan lingkungan di Indonesia akibat kegiatan yang dilakukan oleh manusia.


Berdasarkan riset dari dlh.luwuutarakab.go.id, laju deforestasi atau peristiwa hilangnya hutan beserta fungsinya, mencapai 1,8 juta hektar per tahun. Hal ini mengakibatkan 21% dari 133 juta hektar hutan Indonesia hilang. Hilangnya hutan yang sangat luas ini menyebabkan penurunan kualitas lingkungan, meningkatkan peristiwa bencana alam, serta bisa mengancam kelestarian flora dan fauna.


penyebab kerusakan lingkungan


Selain kondisi hutan, dijelaskan pula bahwa 30% dari 2,5 juta hektar terumbu karang di Indonesia telah mengalami kerusakan. Kerusakan terumbu karang tentu saja dapat meningkatkan risiko bencana terhadap daerah pesisir, mengancam keanekaragaman hayati laut, dan menurunkan produksi perikanan laut.


Penyebab kerusakan lingkungan di Indonesia juga disebabkan oleh tingginya pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran laut. Bahkan pada tahun 2010, Sungai Citarum pernah dinobatkan sebagai sungai paling tercemar di dunia oleh situs huffingtonpost.com. Sungguh, ini adalah sebuah fakta yang mengerikan bagi para pecinta lingkungan. Di sisi lain, World Bank pernah menempatkan Jakarta sebagai kota dengan tingkat polutan tertinggi ketiga setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City. Bagaimana penduduk Jakarta? Apakah masih betah tinggal di sana setelah mengetahui fakta seperti ini?


Berikutnya, ada fakta yang lebih mencengangkan lagi. Ada ratusan tumbuhan dan hewan Indonesia yang langka dan terancam punah. Menurut catatan IUCN Redlist, sebanyak 76 spesies hewan Indonesia dan 127 tumbuhan berada dalam status keterancaman tertinggi yaitu status critically endangered (kritis), 205 jenis hewan dan 88 jenis tumbuhan masuk kategori endangered (terancam bahaya), serta  557 spesies hewan dan 256 tumbuhan berstatus vulnerable (rentan).


Lebih lanjut lagi, masih ada fakta lain menurut data International Energy Agency (IEA) mengenai salah satu jenis penyebab kerusakan lingkungan yang tergolong ke dalam pencemaran udara, yaitu berupa emisi karbon. Emisi karbon atau carbon emission merupakan gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran segala senyawa yang mengandung karbon seperti CO2, solar, bensin, LPG, serta bahan bakar lainnya.


emisi karbon

Telah diketahui bahwa emisi karbon dioksida (CO2) dari pembakaran energi dan aktivitas industri global mencapai 36,8 gigaton pada tahun 2022. Emisi tersebut bertambah sekitar 0,5 gigaton dibanding dengan tahun 2021. Hal ini sekaligus menjadi rekor tertinggi baru dalam sejarah seperti terlihat pada grafik di atas. IEA menyatakan peningkatan emisi pada tahun 2022 berasal dari pembakaran batu bara dan minyak bumi.


"Di tengah gelombang peralihan gas bumi ke batu bara selama krisis energi global, emisi CO2 dari batu bara naik 1,6% (year-on-year/yoy) menjadi hampir 15,5 gigaton. Jauh melebihi tingkat pertumbuhan rata-rata dalam sedekade terakhir dan menjadi rekor tertinggi sepanjang masa. Emisi dari minyak bumi naik 2,5% (yoy) menjadi 11,2 gigaton. Sekitar setengah dari peningkatan tersebut berasal dari penerbangan, karena perjalanan udara terus pulih dari dampak pandemi," kata IEA dalam laporan CO2 Emissions in 2022.


Sementara itu, dijelaskan pula bahwa pada tahun 2022, emisi CO2 dari pembakaran gas bumi dan aktivitas industri mengalami pengurangan.


"Emisi dari gas bumi turun 1,6% (yoy), seiring pengetatan pasokan gas akibat invasi Rusia ke Ukraina. Pengurangan emisi gas bumi sangat menonjol di Eropa (-13,5%). Wilayah Asia Pasifik juga mengalami penurunan emisi gas bumi yang belum pernah terjadi sebelumnya (-1,8%). Kemudian emisi dari industri turun 1,7% (yoy) seiring penurunan kinerja industri manufaktur di beberapa wilayah, terutama Tiongkok yang mengalami penurunan produksi semen 10% dan penurunan produksi baja 2%," lanjutnya.


Lantas bagaimana dengan kondisi emisi karbon di Indonesia? Yup, salah satu negara yang memiliki hutan tropis luas ini berhasil menempati peringkat kedelapan sebagai negara penghasil emisi karbon pada tahun 2018 menurut World Resource Institute (WRI). Benar-benar sebuah prestasi yang tidak patut untuk dibanggakan. Karena meskipun memiliki hutan tropis yang luas, ternyata karbon yang Indonesia hasilkan juga tidak kalah tinggi.


Sekarang, setelah kalian mengetahui fakta dan kondisi terkini lingkungan di negeri kita tercinta, Indonesia, apa yang akan kalian lakukan? Akankah kalian diam saja dan menutup mata akan keadaan ini? Ataukah kalian segera beraksi dan tergerak untuk #BersamaBergerakBerdaya?


Dampak Emisi Karbon pada Perubahan Iklim terhadap Lingkungan

Adanya emisi karbon tentu saja berbahaya bagi kondisi lingkungan, memberikan dampak buruk terhadap kesehatan kita, dan bisa berdampak terhadap kondisi perekonomian. Selanjutnya akan dibahas lebih detail mengenai dampak emisi karbon pada perubahan iklim terhadap kondisi lingkungan. 


dampak emisi karbon


Emisi karbon menjadi salah satu penyebab meningkatnya suhu bumi setiap tahun. Akibat yang dihasilkan dari emisi tersebut dapat meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca, yang kemudian mampu mengikat panas matahari. Dampak yang dapat dirasakan yaitu, suhu di permukaan bumi semakin meningkat atau sering dikenal dengan istilah pemanasan global. 


dampak pemanasan global


Akibatnya, salju atau es laut di kutub dan cakupan gletser akan berkurang, sehingga bisa menyebabkan permukaan air laut meningkat. Keadaan ini menjadikan potensi banjir pada wilayah pesisir pantai. Jika sudah demikian, abrasi pantai juga diperkirakan akan terus meningkat di sebagian wilayah. Terutama pada wilayah yang memiliki pantai lebih banyak seperti negara Indonesia. 


Dampak lain dari emisi karbon adalah adanya peningkatan curah hujan dan potensi hujan lebat atau badai yang akan lebih sering terjadi. Dengan demikian, maka potensi banjir juga akan lebih tinggi. Lalu, risiko terjadinya kebakaran hutan pun bisa saja meningkat karena adanya peningkatan frekuensi dan besaran gelombang panas. Kemungkinan ini sangat mengancam kondisi wilayah yang memiliki hutan cukup luas, seperti negara kita ini. Jika hutan sudah terbakar dan rusak, maka satwa di alam liar bisa jadi mengalami kemungkinan stress yang cukup parah karena kondisi iklim yang tidak menentu ini. 


Pada intinya, bisa disimpulkan bahwa perubahan iklim dan pemanasan global akibat emisi karbon bisa mengakibatkan cuaca yang tidak stabil dan bencana alam dimana-mana. Sekarang, setelah  kalian memahami dampak dari emisi karbon terhadap bumi dan seisinya, akankah kalian tetap berpangku tangan? Ataukah kalian akan memulai aksi nyata dan sesegera mungkin #BersamaBergerakBerdaya?


Langkah-langkah untuk Meminimalisir Dampak Emisi Karbon

Meskipun terus mengalami peningkatan, sebenarnya emisi karbon dapat dikurangi dengan melakukan beberapa cara, di antaranya yaitu:


langkah mengurangi emisi karbon


1. Meminimalisir pemakaian bahan bakar fosil dan beralih memakai sumber energi ramah lingkungan dan terbarukan. Contohnya seperti meminimalisir penggunaan kendaraan berbahan bakar minyak dan mulai beralih ke kendaraan berbahan bakar listrik. Cara yang satu ini memang cukup memakan biaya, namun bagi kalian yang mampu membeli kendaraan berbahan bakar listrik, dan benar-benar peduli dengan kondisi lingkungan, tak ada salahnya mencoba cara ini.


2. Efisiensi penggunaan energi listrik. Contohnya seperti mematikan peralatan yang menggunakan listrik jika tidak sedang digunakan. Peralatan yang sering digunakan tersebut yaitu kipas angin, pendingin ruangan, dispenser, mesin cuci, televisi, HP, serta mencabut charger ponsel maupun laptop setelah dipakai. Pasti ada yang bertanya apa hubungannya energi listrik dengan emisi karbon? Jawabannya karena tidak semua listrik dihasilkan dari sumber yang terbarukan atau bersih. Faktanya, sebagian besar listrik dunia berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, gas alam , dan minyak. Maka dari itu, efisiensi penggunaan energi listrik akan turut menyumbang pengurangan pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik.


3. Mengurangi frekuensi pemakaian kendaraan pribadi seperti mobil pribadi dan sepeda motor. Kalian bisa menggunakan transportasi umum untuk jarak jauh, menggunakan mobil untuk mengangkut beberapa orang sekaligus, menggunakan sepeda kayuh, atau berjalan kaki untuk jarak tempuh kurang dari 1 kilometer. Selain bisa mengurangi kemacetan di jalan raya, bersepeda kayuh dan berjalan kaki juga baik untuk menjaga kesehatan tubuh kita.


4. Mengurangi dan mengelola sampah yang dihasilkan sehari-hari. Salah satu hal sederhana yang bisa dilakukan yaitu dengan membawa botol minum untuk mengurangi konsumsi air botol kemasan plastik. Bagi ibu-ibu, bisa dengan membawa kantong kain saat berbelanja untuk mengurangi penggunaan kantong plastik. Lalu, kita juga bisa memulai untuk memisahkan sampah atau limbah rumah tangga berdasarkan jenis organik atau non organik agar mempermudah proses pengelolaan sampah. Selanjutnya, juga bisa menggunakan limbah organik sebagai pupuk kompos tanaman kesayangan.


5. Efisiensi penggunaan air bersih atau menggunakan air bersih sesuai dengan kebutuhan. Mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu akibat adanya pemanasan global, maka disarankan agar kita bisa menghemat penggunaan air bersih. Terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang jauh dari sumber air. Mengapa demikian? Supaya kita memiliki cadangan air jika sewaktu-waktu terjadi kekeringan di wilayah tempat tinggal kita.


6. Menanam pohon untuk membantu menyerap kembali emisi karbon dan gas rumah kaca yang kita hasilkan. Cara yang satu ini mungkin agak sulit dilakukan di daerah perkotaan dengan lahan sempit. Namun kita masih bisa menanam tanaman berukuran kecil-kecil dan menerapkan teknik bercocok tanam yang pas untuk dilakukan di lahan sempit, seperti teknik vertikultur.


Upaya yang Dilakukan untuk Bergerak dan Berdaya Menjaga Lingkungan Hidup

Sudah sembilan tahun lamanya saya tinggal di Kabupaten Gresik. Sebuah kota industri dengan kondisi lingkungan yang padat penduduk dan kondisi udara yang terlalu banyak polusinya. Penyebab utamanya adalah karena banyaknya asap pabrik, asap dari truk besar yang berlalu-lalang di sekitar pabrik dan pelabuhan, serta banyaknya kendaraan bermotor lain yang melintas di jalanan.


Selama empat tahun terakhir, selain sebagai ibu rumah tangga, saya juga berprofesi sebagai guru sekolah dasar negeri di sebelah Pelabuhan Umum Pelindo Gresik. Profesi sebagai guru SD, tentu saja harus bisa mendidik siswa-siswi sebaik mungkin agar kelak mereka bisa menjadi generasi berakhlakul karimah, cerdas, dan berprestasi sesuai dengan visi sekolah.


Salah satu akhlak yang sesuai dengan dimensi Profil Pelajar Pancasila, yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia. Di dalamnya mencakup elemen akhlak kepada alam dengan sub elemen menjaga lingkungan alam sekitar. 


Nah, dari fakta-fakta yang telah dipaparkan sebelumnya mengenai kondisi lingkungan Indonesia dengan emisi karbonnya, maka sebagai guru saya harus mengambil aksi nyata. Tujuannya untuk menanamkan sikap serta membiasakan siswa-siswi sejak dini agar mereka bisa menjaga lingkungan alam sekitar. Salah satu upaya paling mudah yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi karbon, yaitu dengan menanam dan merawat tanaman atau pohon. Karena tumbuhan ini mampu mengolah karbondioksida (CO2) menjadi oksigen (O2) melalui proses fotosintesis.


Sementara ini, sudah ada beberapa jenis tanaman di pinggir halaman sekolah, seperti pohon mangga, jambu air, palem, dan beberapa jenis bunga di dalam pot. Namun, keberadaan tanaman-tanaman ini masih dirasa kurang. Perlu adanya pengembangan program penghijauan yang melibatkan siswa, untuk menanamkan pembiasaan dalam menjaga lingkungan alam sekitar. Melihat kondisi sempitnya lahan sekolah, maka tidak memungkinkan ditanami tanaman pelindung yang besar dan kokoh batangnya, serta rimbun daunnya. 


Ada sebuah teknik bercocok tanam untuk melakukan penghijauan di sekitar lahan sekolah yang sempit. Yaitu dengan melaksanakan teknik bercocok tanam secara vertikultur. Teknik ini merupakan sistem budidaya pertanian dimana penataan tanamannya disusun secara vertikal atau bertingkat. Tanaman ini nantinya bisa diletakkan baik di dalam maupun di luar ruangan, tentunya dengan tetap memperhatikan intensitas pencahayaan yang baik. Teknik vertikultur ini juga bisa dibuat dengan media dan wadah yang beraneka ragam. Contoh wadah yang bisa dipakai adalah dengan memanfaatkan barang bekas, seperti botol bekas air mineral atau gelas plastik bekas kemasan minuman.


vertikultur
Tanaman dengan teknik vertikultur di lingkungan sekolah berlahan sempit

Karena selain polusi udara, juga ditemukan banyaknya sampah di sekitar sekolah. Kebanyakan sampah tersebut berupa sampah plastik, baik itu berupa botol, gelas, maupun bekas kemasan barang. Sampah-sampah ini menimbulkan polemik tersendiri. Jadi harus ada solusi untuk menyelamatkan lingkungan dari banyaknya sampah plastik. Bukankah mengurangi dan mengelola sampah juga bisa mengurangi dampak dari emisi karbon?!


vertikultur karya siswa
Vertikultur karya siswa yang terbuat dari sampah plastik


Karena lokasi sekolah yang sangat dekat dengan wilayah perairan, maka tak ada salahnya apabila siswa juga diperkenalkan cara menjaga lautan. Supaya fitoplankton serta makhluk hidup yang ada di dalamnya bisa terjaga. Siapa tahu juga kelak mereka bisa menciptakan suatu teknologi terbarukan yang ramah lingkungan. Dengan demikian emisi karbon akibat penggunaan bahan bakar minyak dari kapal di laut bisa berkurang. Syukur bila bisa tergantikan dengan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.


lingkungan belakang sekolah dekat dengan pelabuhan
Lingkungan belakang sekolah dekat dengan pelabuhan


Salah satu cara unik untuk menjaga lautan yang saya terapkan pada anak didik yaitu, mengajarkan bagaimana cara membuat game dengan misi menyelamatkan lautan. Mengapa saya memilih cara ini? Karena berdasarkan pengamatan saya sebagai guru mereka, tidak semua anak menyukai pekerjaan yang membutuhkan keterampilan, seperti dalam pembuatan vertikultur dari plastik bekas. Sebagian anak lainnya sangat dekat dengan teknologi, dan terlihat sangat antusias berinteraksi dengan laptop maupun smartphone. Jadi, saya lebih memilih pendekatan yang persuasif untuk menyadarkan mereka akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.


membuat game menyelamatkan laut
Siswa mengikuti lomba babak semifinal membuat game menyelamatkan laut

Itulah beberapa upaya kecil #UntukmuBumiku. Semua hal itu kulakukan agar kamu tetap lestari di usiamu yang sudah senja ini. Setelah kusaksikan pengrusakan yang dilakukan manusia dan berlangsung terus-menerus serta menambah rasa sakitmu, kuharap tindakan kecilku ini bisa memperpanjang usiamu dan mengurangi sedikit rasa sakitmu.


Kebijakan yang Ingin Saya Terapkan untuk Mengurangi Mitigasi Risiko Perubahan Iklim

Sebagai seorang guru, saya telah menciptakan pembiasaan terhadap anak didik di sekolah untuk mengurangi mitigasi risiko perubahan iklim. Pembiasaan ini berupa merawat tanaman vertikultur buatan mereka sendiri. Harapan saya, setelah mereka membuatnya dengan tangan-tangan mereka sendiri, rasa memiliki dan ingin merawatnya akan lebih besar dibandingkan orang lain. Jadi pembuatan tanaman vertikultur ini tidak hanya sekali buat lalu ditelantarkan dan berakhir dengan dibuang. Namun, ekspektasinya lebih dari itu. Yaitu supaya bisa menumbuhkan akhlak yang baik terhadap alam dengan cara merawat tanaman yang telah mereka tanam. 


Jika rasa tanggung jawab dalam diri anak didik sudah muncul, dan menjadi kebiasaan yang tertanam dalam diri mereka, maka harapan saya kebiasaan ini akan dibawa sampai mereka tumbuh dewasa kelak. Sehingga anak-anak didikku bisa menjadi seseorang yang peduli dan mencintai lingkungan hidup.


Itu adalah kebijakan yang telah saya terapkan sementara ini. Kalau kebijakan yang ingin saya terapkan kelak jika memiliki kesempatan, tentu saja menciptakan kondisi sekolah yang benar-benar ramah lingkungan. Karena sekolah saya saat ini masih belum tergolong ke dalam sekolah adiwiyata. Kebijakan-kebijakan yang ingin saya terapkan tersebut antara lain:


kebijakan untuk mengurangi emisi karbon

1. Membuat sistem pengelolaan sampah mulai dari memisahkan sampah organik dan anorganik. Memisahkan pembuangan kedua jenis sampah ini bisa membantu mencegah terjadinya penumpukan sampah. Selain itu, memisahkan sampah organik dan anorganik bisa memudahkan pemilihan sampah, serta mempermudah penggunaan kembali jenis sampah sesuai dengan kegunaannya.


2. Pemasangan slogan ramah lingkungan di lingkungan sekolah. Dengan adanya slogan-slogan di lingkungan sekolah, harapannya seluruh warga sekolah akan otomatis teringat akan kewajiban untuk menjaga lingkungan sekitar dari peningkatan emisi karbon.


3. Membuat sanksi dengan sistem poin bagi siswa-siswi yang melanggar peraturan tentang pemeliharaan lingkungan hidup di sekolah. Besar kecilnya jumlah poin ini disesuaikan dengan tingkat kesalahan yang dilakukan. Semakin besar tingkatan kesalahannya, maka semakin besar pula jumlah poin yang didapatkannya. Demikian pula sebaliknya, jika kesalahan yang dilakukan tergolong ringan, maka jumlah poin sanksi yang didapatkan juga relatif kecil.


4. Mengajarkan kepada siswa-siswi untuk menerapkan 4R: reduce (mengurangi sampah), reuse (menggunakan kembali sampah), recycle (mendaur ulang sampah), replace (mengganti benda). Berikut penjelasan dari 4R tersebut:  


  • Reduce bertujuan untuk mengurangi penumpukan sampah. Contohnya kita dapat mengurangi sampah plastik dengan membawa kantong belanja sendiri. 
  • Reuse berarti sampahnya dapat diubah menjadi sesuatu yang bernilai guna, bahkan dapat dijual. Seperti botol plastik bekas minuman dapat dibuat menjadi tempat pensil, pot tanaman, ataupun celengan dan sebagainya sesuai kreativitas kita. 
  • Recycle berarti mendaur ulang sampah. Sampah sendiri dikategorikan menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik berupa daun kering, sisa-sisa makanan, dan limbah rumah tangga yang berupa zat organik. Sampah tersebut dapat diubah menjadi pupuk kompos. Sedangkan sampah anorganik sulit untuk didaur ulang sendiri. Contoh sederhana yang dapat dilakukan yaitu dengan membuat bubur kertas dari koran, majalah, atau kertas yang tidak terpakai lagi.  Bubur kertas kemudian diratakan dan dijemur hingga kering. Kertas yang telah kering dapat dibuat kerajinan tangan, misalnya pigura foto. 
  • Replace berarti mengganti barang yang digunakan dengan barang lain yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, mengganti kantong plastik dengan tas dari kain yang dapat digunakan kembali. 


5. Membuat lomba di sekolah dengan tema menjaga lingkungan hidup untuk mengurangi emisi karbon. Lomba ini bisa dilakukan pada hari-hari tertentu. Misalnya pada peringatan hari kemerdekaan, hari bumi, dan hari lingkungan hidup sedunia. 


6. Jika ada sumber dana yang cukup dan berkesempatan untuk menjadi sekolah adiwiyata, boleh dicoba untuk memulainya bersama seluruh warga sekolah. Mungkin keinginan yang terakhir ini cukup berat karena membutuhkan biaya yang tidak sedikit, waktu yang banyak, serta tenaga yang ekstra. Namun, jika terwujud akan lebih bisa menstabilkan semua usaha yang telah dilakukan sekolah untuk menjaga lingkungan hidup.


Itulah beberapa ulasan tentang upaya, keinginan, dan harapan #UntukmuBumiku. Semoga upaya yang saya lakukan selama ini bisa memberikan inspirasi bagi para pecinta lingkungan, terutama guru-guru di sekolah-sekolah. Besar pula harapan saya agar keinginan yang telah saya tuliskan bisa terwujud, dan sedikit usaha yang telah saya lakukan bisa membuahkan hasil. Karena memulai hal baik bisa dilakukan dari diri sendiri terlebih dahulu sebelum akhirnya ditularkan kepada orang lain di sekitar kita.


“Kalau #BersamaBergerakBerdaya versi kalian apa nih? Boleh dong tulis di kolom komentar ya!”


Sumber referensi:

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/03/03/emisi-karbon-global-naik-lagi-pada-2022-pecahkan-rekor-baru


https://lindungihutan.com/blog/emisi-karbon/


https://dlh.luwuutarakab.go.id/berita/5/kerusakan-lingkungan-hidup-dan-penyebabnya.html#:~:text=Penyebab%20kerusakan%20lingkungan%20hidup%20secara,merupakan%20beberapa%20contoh%20bencana%20alam


https://www.kompas.com/skola/read/2022/07/22/170000069/4r-tanggung-jawab-dalam-menjaga-lingkungan-dari-sampah 




Aminnatul Widyana Mom of 2 kiddos/ Ahmad Rahman Budiman's wife/ teacher/ blogger

0 Response to "Bersama Bergerak Berdaya dengan Anak Didikku"

Post a Comment

Terima kasih sudah singgah di blog amiwidya.com.
Saya persilakan menambahkan komentar untuk melengkapi postingan blog di atas.
Semoga bermanfaat & menginspirasi buat semua...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel